Pages

Doa Dhuha & Maksudnya

 
 
اللّهُمَّ إنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ
Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-Mu, keagungan itu adalah keagungan-Mu

وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ
Kecantikan itu adalah kecantikan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu

وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, perlindungan itu adalah perlindungan-Mu,

اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ
Ya Allah jika rezekiku masih di langit, maka turunkanlah,

وَإنْ كَانَ فِى الأرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ
Dan jika ia berada di bumi, maka keluarkanlah. Dan jika ia sukar, maka senangkanlah,

وَإنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ
Dan jika ia haram, maka sucikanlah. Dan jika ia masih jauh, maka dekatkanlah.

بِحَقِّ ضُحَاءُكَ وَبَهَاءُكَ وَجَمَالُكَ وَقُوَّتُكَ وَقُدْرَتُكَ
Berkat waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, kecantikan-Mu, kekuatan-Mu, kekuasaan-Mu,

آتِنِى مَاآتَيْتَ عِبَادِكَ الصَّلِحِينَ
Limpahkan kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang soleh

COUPLE yang diBOLEHKAN



Kisahnya mengenai 3 org, Syafiq, Safura dan Muhammad. Syafiq dan Safura sama-sama belajar di SAM Bestari. Beberapa lama kemudian, Syafiq jatuh hati pada keayuan Safura. Matanya mengalahkan Zinnirah. Wajahnya berseri-seri dengan cahaya keimanan. Pergh!! Cantik sangatlah jika nak diceritakan. Tetapi, Syafiq cuba tahan. Dia tidak boleh meluahkan perasaan dia pada Safura sebab nanti takut kena tangkap dengan ajk pencegah maksiat sekolah.
beberapa tahun berlalu…Akhirnya, apabila Syafiq berada di Tingkatan 5, dia sudah tidak mampu bertahan. Dia mengatur langkah dan akhirnya, Safura tewas pada pujuk rayunya. Walaubagaimanapun, mereka ini sedar yang mereka orang Islam. Islam tidak membenarkan umatnya ber’couple’. Jadi mereka berpakat yang mereka ini hendak membuat satu revolusi dalam couple. “COUPLE ISLAMIC”. Asal keluar, pergi tempat terbuka. Tak mainlah tempat gelap-gelap ni. Bukan itu sahaja, Safura kena pakai tudung labuh. Syafiq pula pakai serban dan jubah. Lepas itu mereka keluar bukan membuang masa, keluar bawa Al-Quran. Berhenti di kedai makan, tadarrus lagi. Jalan pula, mana ada pegang-pegang tangan, mereka ikut cara Nabi Musa. Lelaki di depan, perempuan di belakang. Bila balik rumah, missed call pagi-pagi. Suruh qiamullail. Hah! kan Islamic punya couple tu.
Setelah setahun mengamalkan taktik sedemikian, Syafiq ditakdirkan bertemu dengan Muhammad. Ketika itu Syafiq dan Safura sedang bertadarrus di RFC. Muhammad tiba-tiba datang menghampiri mereka kerana tiada tempat duduk. Bila duduk, Muhammad bertanya, “Have you married?”. “No.”, jawab Safura. “So, why you sit together with this ajnabi alone here”, tanya Muhammad. “Kami couple, tapi Islamic way” jawab Syafiq. Muhammad hanya tersenyum mendengar jawapan itu. Muhammad pun memulakan ceritanya.
“Aku ni muallaf. Asal dulu aku kristian. Tinggal kat Singapore. Dulu, aku suka sangat makan babi. Kalau sehari tak makan, pengsan aku. Pernah sekali mak aku terlupa beli babi, aku masuk wad malam tu. Tetapi, Alhamdulillah, Allah buka pintu hati aku untuk terima hidayah-Nya. Bila aku masuk Islam, aku dapat tahu, dalam Islam tak boleh makan babi. Aduh, pening kepala aku. Macam mana aku nak buat ni??? Seminggu aku masuk hospital lepas masuk Islam. Kalau zaman Rasulullah dulu ada peringkat-peringkat dia. Tapi aku…mana ada. Jadi, time kat hospital tu aku fikir. Akhirnya, aku jumpa satu jalan keluar. Aku nak Islamkan babi tu. Aku beli seekor anak babi. Dari kecik aku jaga dia. Seekor lalat pun aku tak bagi dekat. Setiap jam aku mandikan dia. Lepas 3 hari, aku bisikkan kat telinga dia dua kalimah syahadah. Lepas tu, tiap-tiap hari aku bagi tazkirah kat babi tu. Asal dia berak aku vacuum terus. Camnilah kehidupan aku dan babi tu buat 2 tahun. Lepas dua tahun, masa yang ditunggu-tunggu tiba. Masa untuk sembelih babi ni. Tengok-tengok babi ni takde leher. Tapi, lantaklah. Aku tibai je sebab dah 2 tahun tak makan babi ni. Lepas tu, aku pun masak la bakut teh. Tengah-tengah makan, nampak seorang ustaz tengah jalan-jalan. Muka macam lapar je. Aku pun ajak la dia makan. Ustaz!!! jom makan. Babi Islam nih.”
Bila terdengar kisah itu, Syafiq dan Safura pun sedar. Kalau benda itu haram, ia tetap haram. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas…
p/s : yg HARAM tetap akan HARAM walau kita cuba apa cara sekalipon untuk mengHALALkannya..peringatan untuk diri ana sendiri terutamanya….wallahualam

Doa Harian Bulan Ramadhan

 
Ini dia doa harian di bulan Ramadhan mulai dari hari pertama bulan Ramadhan sampai ke akhir..

Doa hari – 1

Yaa Allah! Jadikanlah puasaku sebagai puasa orang-orang yang benar-benar berpuasa. Dan ibadah malamku sebagai ibadah orang-orang yang benar-benar melakukan ibadah malam. Dan jagalah aku dan tidunya orang-orang yang lalai. Hapuskanlah dosaku … Wahai Tuhan sekalian alam!!
Dan ampunilah aku, Wahai Pengampun para pembuat dosa.

Doa hari – 2

Yaa Allah! Dekatkanlah aku kepada keridloan-MU dan jauhkanlah aku dan kemurkaan serta balasan-MU. Berilah aku kemampuan untuk membaca ayat-ayat-MU dengan rahmat-MU, Wahai Maha Pengasih dari semua Pengasih!!

Doa hari – 3

Yaa Allah! Benikanlah aku rizki, akal dan kewaspadaan. dan jauhkanlah aku dari kebodohan dan kesesatan. Sediakanlah bagian untukku dari segala kebaikan yang KAU turunkan, demi kemurahan-MU, Wahai dzat Yang Maha Dermawan dari semua dermawan!

Doa hari – 4

Yaa Allah! Berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-MU, dan berilah aku manisnya berdzikir mengingat-MU. Berilah aku kekuatan untuk menunaikan syukur kepada-MU, dengan kemuliaan-MU. Dan jagalah aku dengan penjagaan-MU dan perlindungan-MU, Wahai dzat Yang Maha Melihat.

Doa hari – 5

Yaa Allah! Jadikanlah aku diantara orang-orang yang memohon ampunan, dan jadikanlah aku sebagai hamba-MU yang sholeh dan setia serta jadikanlah aku diantara Auliya’- MU yang dekat disisi-MU, dengan kelembutan-MU, Wahai dzat Yang Maha Pengasih di antara semua pengasih.

Doa hari – 6

Yaa Allah! Janganlah Engkau hinakan aku karena perbuatan maksiat terhadap-MU, dan janganlah Engkau pukul aku dengan cambuk balasan-MU. Jauhkanlah aku dari hal-hal yang dapat menyebabkan kemurkaan-MU, dengan anugerah dan bantuan-MU, Wahai puncak keinginan orang-orang yang berkeinginan!

Doa hari – 7

Yaa Allah! Bantulah aku untuk melaksanakan puasanya, dan ibadah malamnya. Jauhkanlah aku dari kelalaian dan dosa-dosanya. Dan berikanlah aku dzikir berupa dzikir mengingat-MU secara berkesinambungan, dengan Taufiq-MU, Wahai Pemberi Petunjuk orang-onang yang sesat.

Doa hari – 8

Yaa Allah! Berilah aku rizki berupa kasih sayang tenhadap anak-anak yatim dan pemberian makan, serta penyebaran salam, dan pergaulan dengan orang-onang mulia, dengan kemuliaan-MU, Wahai tempat berlindung bagi orang-onang yang berharap.

Doa hari – 9

Yaa Allah! Sediakanlah untukku sebagian dri rahmat-MU yang luas, dan beriknalah aku petunjuik kepada ajaran-ajaran-MU yang terang, dan bimbinglah aku menuju kepada kerelaan-MU yang penuh dengan kecintaan-MU, Wahai harapan orang-orang yang rindu.

Doa hari – 10

Yaa Allah! Jadikanlah aku diantara orang-orang yang bertawakal kepada-Mu, dan jadikanlah aku diantara orang- orang yang menang disisi-MU, dan jadikanlah aku diantara orang-orang yang dekat kepada-MU dengan ihsan-MIU, Wahai Tujuan orang-orang yang memohon.

Doa hari – 11

Yaa Allah! Tanamkanlah dalam diniku kecintaan kepada perbuatan baik, dan tanamkanlah dalam diniku kebencian terhadap kemaksiatan dan kefasikan. Jauhkanlah dariku kemurkaan-MU dan api neraka dengan pertolongan-MU, Wahai Penolong orang-orang yang meminta pertolongan.

Doa hari – 12

Yaa Allah! Hiasilah diriku dengan penutup dan kesucian. Tutupilah diriku dengan pakaian qana’ah dan kerelaan. Tempatkanlah aku di atas jalan keadilan dan sikap tulus. Amankanlah diniku dari setiap yang aku takuti dengan penjagaan-MU, Wahai penjaga orang-orang yang takut.

Doa hari – 13

Yaa Allah! Sucikanlah diriku dari kekotoran dan kejelekan. Berilah kesabaran padaku untuk menenima segala ketentuan. Dan berilah kemampuan kepadaku untuk bertaqwa, dan bergaul dengan orang-orang yang baik dengan bantuan-MU,Wahai Dambaan orang-orang miskin.

Doa hari – 14

Yaa Allah! Janganlah.Engkau hukum aku, karena kekeliruan yang kulakukan. Dan ampunilah aku dari kesalahan-kesalahan dan kebodohan. Janganlah Engkau jadikan diriku sebagai sasaran bala’ dan malapetaka dengan kemualian-MU, Wahai Kemulian kaum Muslimin.

Doa hari – 15

Yaa Allah! Berilah aku rizki berupa ketaatan orang-orang yang khusyu’. Dan lapangkanlah dadaku dengan taubatnya orang-orang yang menyesal, dengan keamanan-MU, Wahai Keamanan untuk orang-orang yang takut.

Doa hari – 16

Yaa Allah! Berilah aku kemampuan untuk hidup sebagaimana kehidupan orang-orang yang baik. Dan jauhkanlah aku dari kehidupan bersama orang-orang yang jahat. Dan naungilah aku dengan rahmat-MU hingga sampai kepada alam akhirat. Demi ketuhanan-MU Wahai Tuhan seru sekalian alam.

Doa hari – 17

Yaa Allah! Tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-cita-ku. Wahai Yang Maha Mengetahui keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada didalam hati seluruh isi alam. Sholawat atas Mohammad dan keluarganya yang suci.

Doa hari – 18

Yaa Allah! Sedarkanlah aku akan berkah-berkah yang terdapat di saat saharnya. Dan sinarilah hatiku dengan terang cahayanya dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikufi ajaran-ajarannya, Demi cahaya-Mu Wahai Penerang hati para arifin.

Doa hari – 19

Yaa Allah! Penuhilah bagianku dengan berkah-berkahnya, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikannya. Janganlah Kau jauhkan aku dari ketertedmaan kebaikan- kebaikannya, Wahai Pembed petunjuk kepada kebenaran yang terang.

Doa hari – 20

Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu sorga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca AI-Quran Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang Mu’min.

Doa hari – 21

Yaa Allah! benilah aku petunjuk menuju kepada kenidloan- MU. Dan janganlah Engkau bed jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah sorga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, Wahai Pemenuh kepenluan orang- orang yang meminta.

Doa hari – 22

Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkahmu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridloan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam sorga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan.

Doa hari – 23

Yaa Allah! Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan onang-orang yang berdosa.

Doa hari – 24

Yaa Allah! Aku memohon kepada-MU hal-hal yang mendatangkan keridloan-MU, dan aku berlindung dengan- MU dan hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindani kemaksiatan tenhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta.

Doa hari – 25

Yaa Allah! Jadikanlah aku orang-.orang yang mencintai Auliya-MU dan memusuhi musuh-musuh MU. Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunnah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.

Doa hari – 26

Yaa Allah! Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatan ku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dan semua yang mendengar.

Doa hari – 27

Yaa Allah! Rizkikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr, dan ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan keslahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba- hambanya yang sholeh.

Doa hari – 28

Yaa Allah! Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.

Doa hari – 29

Yaa Allah! Liputilah aku dengan rabmat dan benikanlah kepadaku Taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dan noda-noda fitnah wahai pengasih terhadap hamb- hambaNYA yang Mu’min.

Doa hari – 30

Yaa Allah! Jadikanlah puasaku disertai dengan syukur dan penerima di atas jalan keridloan-MU dan keridloan Rasul. Cabang-cabangnya kokoh dan kuat berkat pokok-pokoknya, Demi kenabian Mohammad dan keluarganya yang suci, dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.

Mudah-mudahan dengan kita memperbanyak membaca doa, bulan Ramadhan ini menjadi berkah untuk kita semua. Amin…

Bertakwalah Kepada Allah


Allah menjadikan manusia untuk beribadat kepadaNya. Ibadat dengan erti tunduk, patuh dan taat kepada perintah dan arahanNya. Ini semua bertujuan melahirkan manusia yang baik dan beriman kerana hanya manusia yang beriman dapat memakmurkan alam yang diciptakan Allah dengan kebaikan.

Sekiranya penghuni bumi beriman, bumi akan aman dan sebaliknya jika bumi dipenuhi orang-orang yang fasik nescaya ia akan berada di lembah kehancuran. Oleh itu bumi sangat perlu kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa agar dapat terus dimanfaatkan oleh penduduknya.
Pengertian Takwa

Takwa merupakan masdhar (kata dasar/jadian) dari kata waqa’ yang berarti menghalangi diri dari segala hasrat biologis (Syahwat). Menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan, khususnya hal-hal syubhat, lebih-lebih yang haram. Takwa mempunyai pengertian yang sangat luas dan banyak. Antara beberapa takrif takwa yang diberikan oleh ulamak ialah seperti berikut :
  1. Takut kepada azab Allah dengan melakukan amalan yang soleh, dan takut kepada Allah secara terang atau tersembunyi.
  2. Takwa juga adalah berhati-hati dalam melakukan sesuatu tindakan agar tidak melampaui batasan yang ditegah oleh Allah. Umar al-Khattab pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang takwa. Ubay berkata: “Pernahkah kamu berjalan di suatu jalan yang penuh berduri?” Jawab Umar: “Ya”. Tanya Ubay lagi: “Bagaimana kamu melaluinya?” Kata Umar: “Aku berhati-hati dan bersungguh-sungguh.” Lalu Ubay berkata: “Itulah makna takwa.”
  3. Menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa takwa adalah meninggalkan segala yang diharamkan (dilarang) oleh Allah Ta’ala dan melaksanakan apa Yang diwajibkan.
  4. Saidina Ali Karamallahu Wajhah pernah mentakrifkan takwa sebagai ‘takut kepada Allah, beramal dengan al-Quran yang diturunkan, redha dengan kurniaan Allah walaupun sedikit, dan membuat persediaan untuk hari pembalasan.”
  5. Al-Tahanuwi mengatakan: “Takwa adalah kamu menghiasi batinmu untuk Allah sebagaimana kamu menghiasi zahirmu untuk makhluk.”
  6. Al-Taftazani pula menjelaskan takwa adalah menghindari diri daripada segala yang dikeji oleh syarak.
Kedudukan Takwa

Takwa mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa dalam Islam. Banyak ayat al-Quran yang menyeru dan mendesak manusia supaya bertakwa kepada Allah swt Setiap minggu kaum muslimin diingatkan dalam khutbah Jumaat supaya bertakwa. Dengan peringatan berterusan yang sentiasa diberikan kepada orang yang beriman ini, maka ia menunjukkan bahawa betapa Allah swt sangat memberikan perhatian ke arah melahirkan mausia yang bertakwa. Allah swt juga mengingatkan manusia agar benar-benar bertakwa kepadaNya. Firman Allah swt :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu seorang muslim.” (Ali Imran : 102)

Terdapat dua perkara penting yang menjelaskan kepada kita betapa besarnya kedudukan takwa dalam Islam iaitu:
Seruan Kepada Takwa Adalah Tugas Utama Para Rasul

Tugas semua rasul yang diutuskan oleh Allah ialah mengajak umat mereka bertakwa kepada Allah. Semenjak zaman nabi Adam ‘Alaihissalam dan nabi-nabi selepas itu sehinggalah kepada Nabi Muhammad saw, kesemuanya menyeru kaum mereka supaya bertakwa kepada Allah. Terdapat banyak ayat al-Quran yang menyebut tentang tugas ini. Antaranya ialah :

Firman Allah swt tentang kisah Nabi Nuh yang menyeru kaumnya supaya bertakwa kepadaNya selama 950 tahun :
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul,Ketika saudara mereka, Nuh berkata kepada mereka; mengapa kamu tidak bertakwa?” (Al-Syuara : 105-106)

Begitu juga kisah Nabi Hud as dengan kaum ad Baginda juga sentiasa menyeru kaumnya agar bertakwa kepada Allah swt :
“Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul.Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka; Mengapa kamu tidak bertakwa?” (Al-Syuara : 123-124)

Antara tujuan dan matlamat Allah swt menurunkan hukum dan syariat kepada para nabi ialah untuk membentuk masyarakat yang bertakwa. Jika takwa sudah menghuni dalam jiwa manusia, maka mereka tidak perlu lagi kepada pengawasan dan kawalan daripada sesiapa pun. Takwa mendorong seseorang melakukan kebaikan yang membuahkan hasil.
Kayu Pengukur Kualiti insan

Allah swt menjadikan takwa sebagai kayu ukur hubungan seseorang hamba denganNya. Jika seseorang itu bertakwa, bererti dia orang yang hampir dengan Allah swt, manakala orang yang tidak bertakwa, dia adalah orang jauh hubungannya dengan Allah swt. Firman Allah swt :
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di kalangan kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat : 13)

Allah tidak menilai seseorang berdasarkan rupa paras, harta atau kedudukan, sebaliknya takwa menjadi asas penilaian Allah terhadap kualiti seseorang insan. Allah juga menyebut bahawa takwa sebagai sebaik-baik bekalan yang perlu disediakan oleh manusia untuk bertemu denganNya di akhirat kelak. Tiada bekalan lain yang setanding dengan takwa. Firman Allah :

“Sediakanlah bekalan,sesungguhnya sebaik-baik bekalan adalah takwa” (Al-Baqarah : 197)

Di samping itu, takwa juga menjadi pakaian terbaik untuk perhiasan hidup manusia di dunia ini kerana orang yang bertakwa bukan sahaja mulia di sisi Allah tetapi mereka juga akan dihormati oleh manusia kerana ketinggian akhlak dan keperibadian mulia. Firman Allah swt :
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan takwa ialah sebaik-baik pakaian untukmu” (Al-Araf : 27)
Implikasi Orang Bertakwa

Allah swt telah menjanjikan beberapa ganjaran bagi orang yang bertakwa sama ada berupa ganjaran di dunia mahupun ganjaran yang bakal mereka terima di akhirat kelak. Antara ganjaran yang menanti orang-orang yang bertakwa ialah :
Allah Menjadikan Di antara Para WaliNya

Kedudukan orang yang bertakwa sangat mulia di sisi Allah. Allah swt tidak menjadikan rupa paras atau harta dan kedudukan sebagai kayu pengukur kepada penilaian kemuliaan seseorang manusia, sebaliknya menjadikan ketakwaaan seseorang sebagai ukuran. Walaupun pada pandangan manusia seseorang mungkin di pandang rendah kerana tidak memiliki harta, kekayaan dan pangkat tetapi jika dia bertakwa, maka dia tinggi di sisi Allah. Di kalangan orang yang bertakwa ada yang lebih tinggi darjat mereka lalu diangkat oleh Allah sebagai para waliNya. Firman Allah swt :
“Ingatlah sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.Iaitu orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus : 62-63)
Mendapat Hidayah Daripada Allah

Allah swt berhak memberikan hidayah kepada sesiapa sahaja yang dikehendakiNya. Bagi orang yang bertakwa, mereka seolah-olah mendapat satu jaminan daripada Allah swt bahawa mereka akan mendapat hidayah tersebut, sedangkan orang yang tidak bertakwa akan terus berada dalam kesesatan kerana tiada hidayah daripada Allah swt. FirmanNya :
“(Al-Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran : 138)
Menerima Amalan Mereka Sebagai Ibadat

Firman Allah swt :

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) daripada orang-orang yang bertakwa." (Al-Maaidah : 27)

Ini bermaksud orang yang tidak bertakwa, segala amalan kebajikan yang mereka lakukan tidak dinilai dan diberikan ganjaran oleh Allah. Amalan yang dilakukan adalah sia-sia belaka. Mereka menjadi orang-orang yang rugi.
Selamat Daripada Rancangan Jahat Dan Godaan Syaitan

Orang yang tidak bertakwa mudah terpengaruh dengan pujukan dan godaan syaitan. Mereka akhirnya terpedaya dan mengikut hasutan syaitan yang menyesatkan. Firman Allah swt :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was daripada syaitan mereka ingat kepada Allah, ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-Araaf : 201)
Terlepas Daripada Belenggu Kesempitan Hidup Dan Dimurahkan Rezeki

Orang bertakwa sentiasa diberikan jalan keluar oleh Allah ketika berhadapan dengan sebarang masalah. Hati mereka sentiasa tenang kerana yakin Allah pasti akan membantu mereka. Allah juga memberi jaminan rezeki yang berterusan kepada orang-orang yang bertakwa. Firman Allah swt :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar .Dan memberinya rezeki dari sumber yang tidak ia sangka.” (Al-Talaq : 2-3)
Sentiasa Mendapat Pertolongan Dan Kasih Sayang Allah

Orang-orang yang bertakwa sentiasa patuh dan taat kepada Allah. Mereka melaksanakan perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya. Oleh itu Allah juga memberikan kasih dan cintaNya kerana mereka. Bahagialah orang-orang yang mendapat kasih dan cinta Allah kerana Allah akan sentiasa memeliharanya daripada sebarang kecelakaan sama ada di dunia mahu pun di akhirat. Firman Allah swt :
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Al-Nahl : 128)

FirmanNya lagi :
“Sesungguhnya Allah menyintai orang-orang yang bertakwa.” (Al-Taubah : 7)
Mendapat Balasan Syurga Daripada Allah

Syurga menjadi idaman bagi setiap manusia, lebih-lebih lagi orang-orang yang beriman. Mereka sering merindukan syurga. Mereka juga terdorong melakukan amalan soleh dengan harapan diberikan ganjaran syurga. Allah menjanjikan syurga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tandingannya kepada orang yang bertakwa. Firman Allah swt :

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman syurga dan di mata-mata air.” (Al-Zariyat : 15)
Kisah Orang Bertakwa

Kisah Pertama :

Abdullah bin Dinar menceritakan: “Suatu hari aku pergi ke Mekah dengan Umar al-Khattab. Dalam perjalanan kami kehabisan bekalan makanan, lalu bertemu dengan seorang pemuda pengembala kambing. Umar meminta kepada pemuda itu agar dijualkan seorang kambing kepada kami. Pemuda itu memberitahu dia hanyalah seorang hamba yang ditugaskan memelihara kambing tersebut, tidak berhak untuk menjualnya.

Umar mengujinya dengan berkata: “Kamu beritahulah kambing kamu telah dibaham serigala.” Jawab pemuda itu: “Allah melihat perbuatan saya.” Umar menangis mendengar jawapan pemuda pengembala kambing tersebut yang takut kepada Allah. Dia tidak sanggup melanggar larangan Allah dengan menjual kambing yang bukan miliknya, walaupun ditawarkan dengan ganjaran dunia di saat dia sangat memerlukannya. Akhirnya pemuda itu dibeli lalu dibebaskan oleh Umar al-Khattab.”

Kisah Kedua :

Kisah seorang ibu dengan anak gadisnya penjual susu. Ibunya mahu mencampurkan air ke dalam susu agar mereka mendapat keuntungan yang lebih. Si ibu menyebut bahawa tiada siapa yang tahu perbuatan mereka termasuk khalifah Umar. Jawab si anak gadis: “Walaupun Umar tidak nampak, tetapi tuhan Umar nampak perbuatan kita.” Anak gadis ini tidak mahu mengambil jalan mudah mengaut keuntungan dengan melakukan penipuan. Walaupun tiada siapa yang melihat perbuatannya, tetapi keyakinan kepada Allah telah mencegahnya daripada perbuatan dosa.

Kedua-dua kisah di zaman Saidina Umar ini memberikan gambaran pemuda dan pemudi yang beriman dan bertakwa yang telah berjaya dilahirkan pada zaman baginda. Mereka memiliki peribadi, akhlak dan keimanan yang tinggi. Bagaimana pula dengan generasi muda-mudi di zaman kita sekarang?
Jalan-jalan Menuju Takwa

Setelah mengetahui hakikat dan kepentingan takwa, kita perlu mengetahui jalan-jalan yang boleh membawa kita menjadi orang-orang yang bertakwa. Kita juga mahu mencontohi dan menjadi golongan beriman sebagaimana golongan yang terdahulu. Berikut adalah beberapa perkara yang harus dilakukan untuk mencapai darjat takwa :
Membaca Al-Quran Dan Menghayatinya

Hati yang bersih dapat menerima peringatan daripada al-Quran. Orang yang mendapat penyakit hati seperti tiada ketenangan jiwa dan resah gelisah, hati mereka akan sembuh apabila membaca al-Quran. Firman Allah swt :
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia supaya mereka bertakwa.” (Al-Baqarah : 187)

Firman-Nya lagi :
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran daripada Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Yunus : 57)

Bagi orang kafir dan munafik, mereka tidak mendapat manfaat daripada Al-Quran. Sebahagian ulama tasawwuf menyebutkan bahawa Al-Quran ialah jalan yang paling sempurna untuk mendapat keredhaan Allah. Tempoh paling singkat untuk mengkhatamkan Al-Quran ialah tiga hari (sehari sepuluh juzuk) manakala paling lama ialah sebulan (sehari satu juzuk). Para ulamak menyebutkan tidak harus seorang muslim membiarkan harinya berlalu tanpa dia membaca sebahagian daripada Al-Quran.

Membaca Al-Quran bukan sekadar untuk mendapat berkat tetapi tujuan utama ialah untuk memahami ,menghayati dan beramal dengan isi kandungannya. Di samping itu pembaca mestilah menjaga adab ketika membaca Al-Quran yang merupakan kitab suci dan hidayah bagi orang-orang beriman.
Berusaha Mencari Hidayah Allah

Hidayah adalah hak milik Allah. Manusia hanya boleh berusaha untuk mendapatkannya tetapi Allah sahaja yang berhak menentukan kepada sesiapa yang dikehendakiNya untuk diberi hidayah.Firman Allah swt :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.” (Al-Ankabut : 69)

Antara usaha yang boleh dilakukan oleh manusia untuk mencapai hidayah Allah ialah dengan memperbanyakkan berfikir tentang ciptaan Allah serta berzikir kepadaNya. Firman Allah swt :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pertukaran malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lagit dan bumi (lalu berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Allah, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Ali Imran : 190-191)

Di samping itu manusia hendaklah memenuhi segala tuntutan dan kewajipan sebagai seorang muslim seperti menunaikan solat, mengeluarkan zakat, menghubungkan silaturrahim, jihad pada jalan Allah dan meninggalkan yang haram .

Berpuasa

Berpuasa merupakan salah satu cara untuk mencapai darjat takwa di sisi Allah. Takwa ialah jalan menuju ke syurga, dan syurga pula dikelilingi oleh perkara yang dibenci oleh manusia, manakala hawa nafsu pula ialah jalan menuju ke neraka. Berpuasa adalah lambang penguasaan manusia terhadap hawa nafsu. Manusia berjaya hidup di atas dunia ini sekiranya nafsu mereka dapat dikuasai. Ini berdasarkan sabda Rasulullah saw yang bermaksud :
“Neraka dikelilingi oleh hawa nafsu (yang disukai manusia), dan syurga dikelilingi oleh perkara yang dibenci manusia (melakukannya).” (Muttafaqun ‘Alaih)

Antara hikmah Allah mewajibkan puasa kepada orang beriman ialah untuk melahirkan orang-orang yang bertakwa kepadaNya. Dengan melakukan ibadah puasa manusia boleh mencapai darjat ketakwaan. Firman Allah swt :
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan ke atas kamu puasa sepertimana diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah : 183)

Ibadah puasa mempunyai kekuatan menundukkan hawa nafsu. Puasa juga mempunyai sistem pendidikan yang baik kerana dalam ibadah puasa Ramadhan disunatkan juga membaca al Quran, solat tarawih, ‘iktikaf di masjid, qiamullail dan bersedekah.Semuanya seolah-olah satu pakej yang mempunyai kelebihan tersendiri yang saling melengkapkan antara satu sama lain dalam melahirkan orang-orang yang bertakwa.
Mengenal Allah (Ma’rifatullah)

Kita diperintah supaya beribadah kepada Allah. Ibadah tidak bererti tanpa kita mengenal siapa tuhan yang kita sembah. Semua penganut agama di dunia mendakwa mereka menyembah tuhan, tetapi mereka menyembah tuhan yang palsu kerana mereka tidak kenal tuhan yang sebenar. Firman Allah swt :
“Wahai manusia, sembah tuhan yang menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, semoga kamu bertakwa”. (Al-Baqarah : 21)

Untuk menjadi orang bertakwa, seseorang manusia mesti mengenal zat, sifat dan nama Allah seperti yang diterangkan oleh al-Quran. Zat Allah tidak sama dengan zat makhluk begitu juga sifatNya yang tidak sama dengan sifat makhluk. Firman Allah swt :
“Tidak ada suatu pun yang serupa denganNya,dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al-Syura : 11)

Ibadah juga mestilah dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada kita. Kita tidak boleh mereka atau mencipta menurut hawa nafsu sendiri. Semua perbuatan kita sama ada melakukan yang disuruh, meninggalkan larangan atau melakukan yang sunat pula mestilah disertai dengan niat beramal soleh. Jika tidak, amalan kita hanya menjadi adat kebiasaan.

Demikianlah sebahagian kaedah sebagai panduan bagi seseorang untuk mencapai darjat takwa. Jika kita berusaha memenuhi segala tuntutan tersebut, tidak mustahil kita juga dapat memperolehinya. Bahagialah orang yang berjaya mencapai ketakwaan kerana mereka akan beroleh kebaikan di dunia dan di akhirat.
Kesimpulan

Setiap orang yang beriman hendaklah berusaha mencapai darjat takwa iaitu dengan cara memastikan setiap perbuatan dan perkataan yang mereka lakukan bertujuan mendapat keredhaan Allah. Orang yang diredhai Allah akan mendapat kasih sayang daripadaNya.


http://www.ustaznoramin.com/2011/06/bertakwalah-kepada-allah.html 

Fiqh Dakwah Perlu Difahami Oleh Pendakwah


Dalam segi bahasa Fiqh bererti faham, sama ada secara mendalam atau sederhana. Pada zaman permulaan Islam, istilah ini digunakan bagi member erti memahami apa sahaja ajaran Islam sama ada yang bersifat amali atau sebaliknya seperti hal-hal mengenai akhlak, rohani dan metafizikal.

Fiqh juga diertikan sebagai ilmu pengetahuan tentang hukum dalam Agama Islam. Firman Allah SWT :
“Maka apakah Yang menyebabkan kaum itu hampir-hampir tidak memahami perkataan (nasihat dan pengajaran)?”

Abu Hanifah pernah mentafsirkan istilah Fiqh ini sebagai mengenali hak dan tanggungjawab diri, iaitu satu konsep yang merangkumi semua aspek kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan fiqh adalah untuk memberikan kefahaman dan penjelasan kepada umat Islam semua tentang perkara-perkara yang berkaitan dengan Islam terutamanya yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah. Mengetahui segala ilmu-ilmu agama itu adalah fardhu ain dan dituntut kepada semua umat Islam. Ini menjadi tanggungjawab kita semua untuk menimba seberapa banyak ilmu agama sebagai bekalan dan pedoman untuk kita melakukan ibadah seharian.

Dakwah ialah kegiatan menyeru dan menyakinkan orang lain supaya menerima sesuatu kepercayaan. Dakwah juga adalah mengajak untuk patuh kepada ajaran agama Islam dengan lebih sempurna.

Menurut Ensiklopedia Islam dakwah membawa maksud setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak Islamiah. Secara kebahasaan, dakwah adalah kata dasar (masdar) dari kata kerja da’a-yad’u yang bererti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “ilmu dakwah” dan “dakwah Islam” atau al-da’wah al-Islamiyah.

Menurut Abu ‘Urwah, pengertian dakwah dari segi bahasa membawa maksud menyeru atau memanggil, sama ada kepada perkara yang haq atau batil. Selain itu, seruan kepada Allah SWT.

Dari segi istilah syara’ pula membawa pengertian yang lebih khusus iaitu seruan atau panggilan ke jalan Allah SWT.

Seterusnya saya datangkan beberapa definisi dakwah menurut pandangan para ilmuan Islam sebagai berikut :
  1. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
  2. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahawa amar ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Dari pengertian dakwah yang diberikan di atas, maka dapat disimpulkan bahawa maksud dakwah ialah menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk mengingati Allah, mengenali Allah dan meninggalkan perkara yang mungkar dan melaksanakan atau mengerjakan perkara yang makruf. Firman Allah :

“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Wahai sekalian manusia! telah datang kepada kamu kebenaran (Al-Quran) dari Tuhan kamu. oleh itu sesiapa Yang mendapat hidayah petunjuk (beriman kepadaNya), maka faedah hidayah petunjuk itu terpulang kepada dirinya sendiri; dan sesiapa Yang sesat (mengingkarinya) maka bahaya kesesatannya itu tertimpa ke atas dirinya sendiri dan Aku pula bukanlah menjadi wakil Yang menguruskan soal (iman atau keingkaran) kamu".


Dari segala pengertian atau definisi yang diberikan di atas sama ada pengertian fiqh atau dakwah, maka saya dapat membuat rumusan bahawa maksud fiqh dakwah itu ialah memberi kefahaman, pengetahuan, mengenali hak diri dan tanggungjawab sebagai seorang yang menyebarkan seruan Islam kepada semua manusia untuk mengajak mereka mengenali Allah. Selain dari itu juga, fiqh dakwah adalah untuk mengajak atau menyeru manusia untuk mengamalkan ajaran Islam dengan lebih sempurna lagi.


http://www.ustaznoramin.com/2011/04/fiqh-dakwah-perlu-difahami-oleh.html 

Email Atau Mesej Berantai Dari Sudut Dakwah Islam


Soalan :

Assalamualaikum ustaz,
ana mendapat 1 emel yg berbunyinya macam ini

Subject:

Fw: Sila sebarkan...amanah

Salam Syawal

''Jangan Berbangga dengan Calvin Klien & Armani Exchange anda kerana….
Pakaian Terakhir anda adalah Kain Kafan…& perfume anda adalah kapur barus..

'' Jangan Berbangga dengan BMW & Merz anda kerana….
Kenderaan terakhir anda adalah Keranda yang akan diusung…

'' Jangan Berbangga dengan Banglo dan Condo anda kerana….
Tempat Peristirehat anda yang terakhir adalah Kubur..

'' Jangan Berbangga dengan Kehenseman atau Kecantikan anda kerana…..
Akhirnya Hanya menjadi santapan si Cacing dan Serangga....

'' Saya bersumpah Demi ALLAH S.W.T , Demi ISLAM dan Demi ajaran AGAMA,
Saya akan menyebarkan mesej ini ke 15 teman2 saya..
Apabila Saya melanggar Sumpah saya ini, Maka MUSIBAH akan selalu menimpa saya...
Saya akan selalu GAGAL dlm usaha dan segala CITA-CITA takkan pernah terwujud.''

Anda sudah bernazar…

Pertanyaan daripada anda :

Adakah ini salah satu daripada contoh emel berantai yang sering diperkatakan. Adakah dengan membaca seperti

"Apabila Saya melanggar Sumpah saya ini, Maka MUSIBAH akan selalu menimpa saya...
Saya akan selalu GAGAL dlm usaha dan segala CITA-CITA takkan pernah terwujud.''

Anda sudah bernazar…"

nazar dengan sendirinya jatuh ke atas diri kita. Saya pernah membaca kisah tentang orang kafir yang sengaja mereka reka ayat seperti ini untuk merosakkan akidah umat islam. Apa pendapat ustaz.
Jawapannya :

Sebelum saya menyentuh masalah ini, maka lebih baik saya datangkan dahulu maksud dan konsep dakwah. Dakwah mengikut Kamus Dewan Edisi ketiga ialah kegiatan menyeru dan meyakinkan orang lain supaya menerima sesuatu kepercayaan.

Menurut Ensiklopedia Islam dakwah membawa maksud setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah s.w.t sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak Islamiah. Secara kebahasaan, dakwah adalah kata dasar (masdar) dari kata kerja da’a yang bererti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “ilmu dakwah” dan “dakwah Islam” atau al-da’wah al-Islamiyah.

Menurut Abu ‘Urwah, pengertian dakwah dari segi bahasa membawa maksud menyeru atau memanggil, sama ada kepada perkara yang haq atau batil. Selain itu, seruan kepada Allah swt. Allah s.w.t berfirman :
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada agama Allah dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata. Dan aku menegaskan: Maha Suci Allah (dari segala i’tiqad dan perbuatan syirik); dan bukanlah aku dari golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain”. (Surah Yusuf : 108)
Dakwah Islamiah yang asli (Syumuliah Fi Da'wah)

Maksud Imam Al-Banna adalah bahawa dakwah Islamiah seharusnya membawa risalah Islam yang asli. Dakwah tersebut bukanlah didalam maksud yang sempit atau terbatas, misalnya terbatas pada sudut kecendekiawanan (keintelekan) saja, atau pada sudut politik semata dan lain-lain. Seterusnya manusia juga perlu memperoleh penjelasan tentang jalan dakwah Islamiah agar mereka faham tujuan dakwah yang sebenarnya sehingga masyarakat umum tidak merasa samar-samar akan cara-cara dakwah Islamiah.
Dakwah yang bersifat Rabbani (Robbaniah Fi Da'wah)

Yaitu berdakwah dengan menyeru manusia kepada Allah.
“Maka janganlah Engkau (Wahai Muhammad) menyembah Tuhan Yang lain bersama-sama Allah, akibatnya Engkau akan menjadi dari golongan Yang dikenakan azab seksa. Dan berilah peringatan serta amaran kepada kaum kerabatmu Yang dekat. Dan hendaklah Engkau merendah diri kepada pengikut-pengikutmu dari orang-orang Yang beriman.” (As-Syuaraa : 213-215)

Wasilah-wasilah (jalan-jalan) dakwah hari ini dan kemarin mungkin berbeza, dakwah pada masa lalu lebih dalam bentuk ceramah-ceramah atau khutbah-khutbah ataupun ditulis dalam risalah-risalah atau surat-surat. Namun wasilah pada hari ini adalah melalui majalah-majalah, surat kabar, risalah-risalah, peralatan radio, IT dan sebagainya. Kesemuanya ini adalah merupakan jalan untuk sampai kepada hati manusia.

Maksudnya, dakwah pada hakikatnya adalah untuk menghubungi hati-hati manusia, seruan-seruan, program-program dan sebagainya hanyalah berfungsi sebagai media untuk mencapai hakikat tersebut. Jadi, dakwah Islamiyah adalah dakwah yang mana kita ingin mengetuk pintu-pintu hati manusia agar terbuka dan menerima hakikat keimanan kepada Allah swt. Oleh karena itu, tugas kita semua sebagai ahli dakwah adalah untuk memperbaiki jalan-jalan (untuk sampai pada hati manusia) sehingga tercapailah apa yang dimaksud.

Ringkasnya, tugas seorang da’i adalah memanggil manusia kepada Allah, dengan berbicara kepada hati mereka melalui pembentukan kesadaran yang murni terhadap tanggungjawab mereka kepada Allah. Para da'i tidak akan dapat berfungsi sebagai pendakwah yang dapat membawa hidayah seandainya hati para da'i tersebut masih kotor. Karena itulah, Imam Al-Banna mengungkapkan agar para da'i menjadi :
"Rahib di malam hari, pejuang di siang hari (Ruhban fil lail, wa fursan fin nahar)"
Dakwah yang membawa makna Islah

Maksud dakwah yang membawa makna Islah adalah bahwa kita harus berusaha memperbaiki keadaan yang meliputi Ummah. Termasuk di sini adalah berbagai usaha yang mencakup setiap aspek, yaitu mengislahkan insan, masyarakat, dan negara.

Kita haruslah berupaya sedapat mungkin melaksanakan ataupun membantu setiap aspek yang membawa Islah.

Imam Al-Banna menyimpulkan maksud ini dalam seruannya :
"perbaikilah undang-undang, perbaikilah suasana lahiriah masyarakat, perangilah amalan-amalan yang berlebihan (ibahiah) di dalam masyarakat, susunlah sistem pendidikan... "

Demikian juga di dalam sejarah hidupnya, beliau banyak menulis surat baik kepada para ulama maupun para pemimpin masyarakat agar mereka mengusahakan perbaikan masyarakat dan negara.

Dakwah seharusnya bukan datang untuk menentang segala yang ada di dalam masyarakat, melainkan untuk memperbaikinya. Kita bukanlah bertugas sebagai hakim yang menilai, menghakimi, dan menghukum masyarakat; melainkan sebagai tabib yang mengubati masyarakat. Kita haruslah bersikap seperti pohon, manusia melempari kita dengan batu namun kita membalasnya dengan buah kebaikan.
Methodologi Dakwah

Pada dasarnya dakwah mestilah dilakukan tanpa kekerasan kerana Islam tidak membolehkan kekerasan atau paksaan dalam agama seperti Firman Allah :
“Tiada paksaan dalam beragama(masuk Islam). Sesungguhnya sudah nyata petunjuk dari kesesatan”. (Al-Baqarah : 256)

Menurut al-Mawdudi, paksaan akan melahirkan nifaq dan munafiq kerana dakwah adalah mengajak dengan kesedaran. Namun demikian, terkadang diperlukan kekerasan untuk menjaga kemuliaaan agama atau untuk memelihara masyarakat, negara dan sebagainya. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah :
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak sangggup dengan lidahnya. Jika ia tidak sanggup, maka dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah. ” (Hadis Sahih Muslim)

Dakwah yang hendak dilakukan hendaklah mengikut metodologi yang diikuti oleh para Nabi dan Rasul, disamping menyesuaikannya dengan perubahan zaman dan persekitaran, mengikut apa yang terbaik untuk zaman dan masyarakat tersebut. Dakwah boleh disampaikan secara lisan, tulisan atau memanfaatkan dari perkembangan teknologi maklumat yang wujud pada masa kini. Secara dasarnya, al-Quran telah memperjelaskan tiga cara dakwah yang efektif, seperti Firman Allah yang bermaksud :
“Serulah kepada jalan tuhan kamu dengan cara hikmah, nasihat yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. ” (Al-Nahl; 125)

Ahli tafsir tela menghuraikan maksud tiga cara tersebut :

  1. Hikmah : Iaitu keterangan yang jitu dan tepat yang dapat meyakinkan dan menghilangkan keraguan, dengan memasukkan roh tauhid dengan akidah iman, dalil-dalil dan keterangan-keterangan yang jelas sehingga meyakinkan akal. Termasuk dalam hikmah ialah dengan menggunakan susunan kata-kata yang biasa dan senang diterima akal dan bukannya menggunakan kata-kata yang tidak difahami atau sukar difahami oleh penerima dakwah sepertimana yang dilakukan oleh Rasullullah saw.
  2. Nasihat Yang Baik(Mauizah Hasanah) : Iaitu huraian–huraian yang memberi petunjuk dan nasihat yang dapat menyedarkan dan membuka pintu hati untuk mentaati semua pertunjuk Islam. Huraian-huraian ini dilakukan dengan jelas dan tanpa menyakitkan hati orang lain. Metode ini ditujukan kepada orang-orang yang menerima dan sudah komited dengan prinsip dan fikrah Islam. Mereka tidak memerlukan kecuali nasihat untuk mengingatkan, memperlembutkan hati, dan menjernihkan segala kekeruhan yang wujud.
  3. Berdialog Dengan Cara Yang Baik : Iaitu memberi hujah atau bukti-bukti yang dapat menolak sanggahan dan pendapat lawan. Menurut Amin Ahsan Ishlahi, metode mujadalah hasanah adalah metode yang diizinkan oleh al-Quran, iaitu dengan pendakwah memberi penjelasan kepada pihak lawan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan kesimpulan logik agar dapat mereka merenungkannya, menerima kebenaran atau tidak menentang seruan dakwah lagi.
Fokus Isu Soalan

Saya sebelum ini banyak juga menerima email dan mesej seperti ini, tetapi semua email dan mesej seperti ini saya abaikan, sebab orang yang menyebarkan ini mencari keuntungan peribadi dan tiada fakta dan nas yang jelas. Kecualilah kalau mesej atau email berantai yang dihantar menceritakan isu-isu atau berita tentang peperangan Gaza, kuliah agama di masjid-masjid tertentu, jemputan perkahwinan, jemputan mendengar ceramah, memohon sumbangan, kata-kata hikmah dan sebagainya. Ini terpulanglah kepada kita untuk menyebarkan ataupun tak, sebab itu hak masing-masing. Dakwah juga berbentuk ajakkan dan penjelasan dan bukan perangkap sepertimana yang dinyatakan dalam email tersebut seperti :
'' Saya bersumpah Demi ALLAH S.W.T , Demi ISLAM dan Demi ajaran AGAMA,
Saya akan menyebarkan mesej ini ke 15 teman2 saya..
Apabila Saya melanggar Sumpah saya ini, Maka MUSIBAH akan selalu menimpa saya...
Saya akan selalu GAGAL dlm usaha dan segala CITA-CITA takkan pernah terwujud.''

Saya lihat dari isi email yang awal memang dah bagus dan baik disebarkan kerana ini satu peringatan dan teknik dakwah zaman moden. Tetapi ia menjadi celaru apabila ada ayat sumpah pulak yang sekaligus memerangkapkan orang yang membacanya. Mengikut kaedah fiqh sumpah yang tidak menyebut “Wa Allah, Bil Allah, Tal Allah” tidak dosa dan tiada kifarah atau denda yang dikenakan. Lagipun orang yang membaca tidak jatuh sumpahnya kerana itu bukan datang dari keinginannya iaitu dari hati dan lidahnya dan itu secara perangkap sahaja. Boleh jadi juga ini adalah kerja jahat dari musuh-musuh Islam yang tidak henti-henti mencari teknik dan helah baru untuk menyesatkan orang Islam. Masalah ini saya tak mahu mengulas panjang sebab saya tiada bukti mengatakan bahawa ini semua kerja jahat musuh Islam.

Banyak lagi cara untuk berdakwah yang boleh dilakukan selain dari menghantar email atau mesej berantai ini. Kalau anda abaikan email dan mesej berantai ini pun tak jadi apa-apa masalah dan tak mendatangkan apa-apa musibah. Sebabnya kalau dilihat dari email tersebut tiada bukti nas atau dalil yang mengatakan kalau orang yang tak menghantar email atau mesej tersebut akan dimurkai Allah dan akan dikenakan bala bencana. Sebagai orang Islam yang bijak, anda buang sahaja kandungan sumpah tersebut dan hantarkan sebahagian email lagi yang tidak mengandungi sumpah laknat kepada kawan-kawan anda yang berdekatan, supaya ia dapat dibaca dan dimanfaatkan. Dalam masa yang sama, anda telah menyebarkan dakwah Islam kepada kawan-kawan anda dengan menggunakan konsep hikmah dan mauizah hasanah. Mudah-mudahan anda mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah.

Agama Islam adalah agama yang benar dan tiada paksaan kepada sesiapa yang ingin memeluknya. Kaedah dakwah yang saya berikan di atas adalah paling cantik untuk pendakwah (da’i) amalkan, kerana ia bersesuaian pada bila-bila masa dan keadaan. Lakukan dakwah dengan kebijaksanaan, ilmu, nasihat,contoh tauladan yang baik dan berdialoglah dengan memberikan bukti-bukti yang kongkrit untuk menarik minat manusia mengamalkan ajaran Islam.

Kecualilah umat Islam yang tidak mahu melaksanakan ibadah wajib dan melakukan jenayah-jenayah yang besar seperti, mencuri, maksiat, zina, tidak menutup aurat, murtad dan sebagainya. Maka barulah digunakan pendekatan kekerasan dan ancaman kepada mereka yang melakukan kesalahan tersebut dengan berpandukan dalil Al-Quran dan Hadis. Sekian dari penjelasan saya untuk masalah ini, saya mohon maaf kalau ada apa-apa kesilapan dan kekasaran.


http://www.ustaznoramin.com/2010/10/email-atau-mesej-berantai-dari-sudut.html 

Bagaimana Cara Menegur Seorang Kawan Yang Melakukan Mungkar


Salam kepada semua pengunjung blog ini, sesungguhnya tanpa sokongan anda dan redho Allah, blog ini belum tentu hidup sehingga sekarang ini. Segala persoalan yang telah dikemukakan dalam ruangan tanyalah ustaz atau mana-mana ruang yang disediakan, saya akan jawab terus di tempat pertanyaan atau saya akan memilih soalan-soalan yang penting untuk djawab dalam bentuk artikel. Saya harap anda semua dapat bersabar untuk menunggu jawapan saya. Maklumlah apabila bekerja dan ada rumah tangga, maka ada tanggungjawab yang perlu diutamakan, kerana ini merupakan amanah Allah kepada saya. Blog ini merupakan aktiviti sampingan dengan tujuan untuk membantu dan memberikan penerangan atau apa-apa artikel yang berkaitan dakwah Islam. Ini secara tidak langsung saya dapat menyampaikan dakwah Islam kepada semua dan sekaligus dapat melaksanakan tanggungjawab saya sebagai seorang muslim.

Persoalan yang telah dikemukakan oleh seorang pengunjung (nama dirahsiakan) seperti berikut : “Bagaimana Hendak Menegur Seorang Kawan Yang Tidak Suka Bertudung?”

Hadis dari Abi Said Al-Khudri yang bermaksud : “Rasulullah saw telah bersabda : Barang siapa di antara kamu yang melihat akan kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika sekiranya ia tiada berkuasa, maka hendaklah ia mengubahnya dengan lidahnya. Maka sekiranya ia tiada juga berkuasa, maka hendaklah ia mengubahnya dengan hatinya. Dan yang demikian itu (iaitu mengubah dengan hatinya) adalah selemah-lemahnya iman.” (Riwayat Oleh Muslim).

Hadis di atas ini, menunjukkan cara seseorang mengubah kemungkaran yang berlaku di sekelilingnya. Bagi yang berkemampuan atau mempunyai kuasa, maka ubahlah kemungkaran yang berlaku dengan kuasanya atau tangannya (perbuatannya). Bagi yang tidak berkemampuan maka ubahlah dengan lidahnya (teguran). Dakwah dengan menggunakan teguran selalunya bermasalah, ada yang tegur dengan cara menengking, menghina dan mencaci orang, ada orang yang menegur dengan cara baik, tetapi dibalasnya dengan cara yang tidak baik dan banyak lagi. Firman Allah yang bermaksud :

“Serulah kepada agama Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara sebaik-baiknya, sesungguhnya Tuhammu dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalannya dan dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Al-Nahl : 127).

Dakwah bil lisan mestilah digunakan dengan bahasa-bahasa hikmah, baik, sopan dan bahasa yang bijaksana untuk menarik perhatian atau minat seseorang kepada Islam. Ini adalah ajaran dari Allah untuk pendakwah-pendakwah menyampaikan seruan Islam. Rasulullah menyampaikan dakwah kepada penduduk-penduduk Makah dengan cara percakapan yang baik, sopan santun, tidak pernah menipu dan sebagainya, Rasulullah juga dikenali dengan akhlak yang baik sehingga dakwah Nabi dapat diterima oleh sesetengah masyarakat Mekah ketika itu.

Pendapat saya cara untuk menegur orang yang melakukan perkara yang bertentangan dengan syariat ialah :
  1. Gunakan kebijaksanaan yang ada untuk menegur pelaku bahawa perbuatannya itu salah dan melanggar peraturan Islam. Boleh gunakan TV atau Radio untuk memasang CD atau kased ceramah yang berkaitan dengan pemakaian tudung atau tutup aurat apabila dia datang ke rumah. Dalam cara tidak langsung, pelaku tersebut dengar dan dia akan rasa sendiri akan perbuatannya itu. Cara ini tanpa perlu ditegur, dan tidak memerlukan modal percakapan dan hanya bermodalkan bil elektrik dan modal CD atau kased ceramah sahaja.
  2. Gunakan perkataan-perkataan hikmah dan tidak sesekali menggunakan perkataan yang menguris hati pelaku,, seperti bawa dia berbincang baik-baik di tempat yang tiada orang, kerana bila melakukan teguran dihadapan orang ramai, maka secara tidak langsung kita telah menjatuhkan air mukanya dihadapan orang.
  3. Gunakan perkataan-perkataan sindiran yang tidak menyinggungnya atau tidak mengaibkannya, seperti contoh saya berikan cucu Nabi Muhammad saw iaitu Hasan dan Hussin menegur seorang tua yang mengambil air sembahyang secara cincai dan sekadar melepaskan kewajipan berwuduk sahaja dengan cara : “Assalamualaikum pakcik, maaf ganggu, boleh pakcik lihat kami mengambil air sembahyang, jika salah pak cik tegur kami” (Teks ini digambarkan dari saya sahaja untuk menyedapkan lagi cerita ).
  4. Tegur dengan menggunakan orang tengah yang dekat dengannya, supaya segala teguran yang disampaikan melalui orang tengah dapat diterimanya dengan baik dan hati yang terbuka.
  5. Tegur dengan menggunakan surat, SMS atau sebagainya. Teks mestilah didahulukan dengan perkataan maaf,perkataan-perkataan yang lembut dan menyatakan apa tujuan kita menulis surat atau SMS ini, supaya tidak berlakunya salah faham antara pelaku dan kita.
Ini sahaja yang dapat disenaraikan sebagai cara untuk melaksanakan dakwah kepada masyarakat terutamanya keluarga, sahabat, atau jiran-jiran berdekatan. Sebenarnya banyak lagi cara dakwah ini, tetapi itu semua bergantung kepada kebijaksanaan kita. Bagi sesiapa yang ada cadangan lagi, bolehlah kemukakan cadangan dan pendapat anda di ruangan komen di bawah ini, saya menghargai anda yang memberikan cadangan. Marilah sama-sama menyumbang sedikit buah fikiran kearah kebaikan, kerana pahalanya sangat besar.

Sesiapa yang tidak mampu untuk menegur kemungkaran dengan menggunakan perbuatan atau lidah, maka gunakanlah dengan hati, sesungguhnya orang yang tidak redho atas kejahatan tersebut dengan cara menegur dengan hati, maka itulah yang dinamakan selemah-lemah iman. Untuk melaksanakan dakwah, kita tidak perlu rasa takut kepada manusia, hanya perlu rasa takut kepada Allah sahaja, kerana ini adalah amanah Allah kepada kita untuk menyampaikan apa yang termampu dan apa yang diketahui kepada masyarakat. Hadis Nabi yang bermaksud : “Sampaikanlah dengan apa-apa yang diterima dari kami walaupun sepotong ayat” (Riwayat Bukhari dan Tarmizi). Sesungguhnya orang yang menyampaikan kebaikan (dakwah) adalah orang yang terlepas dari tanggungjawabnya. Biarlah dimarahi oleh pelakunya, tetapi kita tidak dimarahi oleh Allah. Hidup di dunia mencari cinta ilahi dan redho ilahi, bukan mencari cinta manusia dan redho manusia, barang siapa yang dapat redho ilahi dan cinta ilahi, nescaya dia akan cinta manusia dan akan selamat di dunia dan di akhirat.


http://www.ustaznoramin.com/2010/02/bagaimana-cara-menegur-seorang-kawan.html 

Baik Sangka (Husnuzon) & Buruk Sangka (Suuzon)

Salam.

Ustaz, boleh ustaz terangkan konsep husnuzon dalam islam? apakah itu baik sangka dan bagaimana nak berbaik sangka. sehingga tahap mana. Dan apa kah pula buruk sangka. Adakah islam melarang sekeras2nya buruk sangka. atau ada antara buruk sangka yang dibenarkan. contohnya melihat org yg tak dikenali berkeliaran di kawasan tmn perumahan pada waktu mlm. boleh ke berburuk sangka pada org itu. sekian, tq
Jawapan :

Maksud Husnuzon adalah berbaik sangka kepada orang lain, ini adalah perbuatan yang dituntut dalam Islam, kerana berbaik sangka ini lebih baik dan dapat mengelakkan dari menuduh orang lain berbuat jahat. Kata Saidina Umar bin Al-Khattab ra :
“Jangan kamu membuat sangkaan terhadap satu kalimah yang keluar daripada seorang saudara mukminmu kecuali kebaikan selagi kamu masih ada cara untuk meletakkannya di tempat yang baik”.

Orang yang berburuk sangka seolah memfitnah orang, kerana buruk sangkanya tidak mempunya bukti yang kukuh, ini dikuatiri terjadinya fitnah, kerana Islam sangat melarang umatnya memfitnah orang lain. Firman Allah yang bermaksud :
“Dan janganlah Engkau mengikut apa Yang Engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya (di akhirat) tentang apa Yang dilakukannya.” (Al-Isra : 36)
Fadhilat Berbaik Sangka

Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik, Ini bertujuan untuk mengeratkan lagi hubungan silaturahim sesama manusia. Ini juga mengalakkan manusia itu berpecah belah antara satu sama lain dan ia juga akan merugikan manusia itu juga.

Mengelakkan daripada penyesalan dalam hubungan manusia sesama manusia kerana menuduh manusia lain tanpa bukti yang kukuh. Firman Allah yang bermaksud :
“Wahai orang-orang Yang beriman! jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum Dengan perkara Yang tidak diingini Dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa Yang kamu telah lakukan.” (Al-Hujurat : 6)

Selalu merasa bahagia atas segala kejayaan yang dicapai oleh orang lain walaupun kita sendiri belum berjaya. Ini bertujuan untuk mewujudkan sikap ingin bersaing antara satu sama lain. Kerana umat Islam yang mempunyai sikap ingin bersaing dengan orang yang telah berjaya akan mendatangkan keuntungan kepada semua umat Islam termasuk dirinya sendiri.
Berbaik Sangka Terhadap Perkara Dusta

Tetapi ingat kalau kita melihat orang yang melakukan dosa atau kemaksiatan, kita bersikap husnuzon terhadap perlakuan mungkar orang tersebut, maka kita akan menanggung saham dosa kemaksiatan yang dilakukan oleh orang tersebut. Kerana Islam mewajibkan umatnya mencegah kemungkaran yang berlaku disekelilingnya dengan kemampuan yang ada pada kita. Hadis Rasulullah saw yang bermaksud :
"Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah/mencegah dengan tangannya (kekuasaan) jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya (secara lisan), dan jika ia tidak mampu jua, maka dengan hatinya (merasakan tidak senang dan tidak setuju; tidak meredhai). Dan itu adalah selemah-lemah Iman". (Di riwayatkan oleh Imam Muslim)

Jelas di sini, bahawa Islam melarang umatnya menyokong perkara yang mungkar atau dusta, kerana perkara tersebut jelas melanggar hukum Allah dan larangan Allah. Contohnya kita melihat orang Islam di dalam kedai Sport Toto sedang membeli nombor ekor. Tetapi kita berbaik sangka kepada perbuatan orang Islam tersebut dengan mengatakan bahawa
“itu jalan rezeki dia, biarlah…. dia juga nak cari makan”.

Cegahlah segala kemungkaran yang berlaku di sekeliling kita dengan sedaya yang mampu, kalau mampu dengan tangan, maka ubahlah dengan tangan. Mampu dengan lidah, ubahlah dengan lidah, kalau dua-dua ini tidak mampu juga, maka ubahlah dengan hati (tidak redho dengan perbuatan tersebut) dan inilah selemah-lemah iman.
Buruk Sangka

Buruk sangka atau suuzon yang membawa maksud menaruh curiga kepada seseorang yang belum terbukti orang tersebut melakukan kesalahan. Islam sangat melarang umatnya berburuk sangka sesama Islam, kerana berburuk sangka akan mengundang malapetaka kepada orang tersebut. Biarlah syakwasangka itu berdasarkan bukti yang kukuh dan bukan sekadar memfitnah. Firman Allah yang bermaksud :
“Dan orang-orang Yang mengganggu serta menyakiti orang-orang lelaki Yang beriman dan orang-orang perempuan Yang beriman Dengan perkataan atau perbuatan Yang tidak tepat Dengan sesuatu kesalahan Yang dilakukannya, maka Sesungguhnya mereka telah memikul kesalahan menuduh secara dusta, dan berbuat dosa Yang amat nyata.” (Al-Ahzab : 58)

Sesiapa yang mempunyai sifat buruk sangka kepada sesama Islam, maka ia wajib bertaubat dan beristiqfar kepada Allah swt. Dosa orang yang berburuk sangka adalah besar dan perbuatan jahat, setiap perbuatan jahat Allah akan mencampakkannya ke dalam neraka Allah. Firman Allah yang bermaksud :
“Wahai orang-orang Yang beriman! jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan Yang dilarang) kerana Sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya Yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya Yang telah mati? (jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadaNya. (oleh itu, patuhilah larangan-larangan Yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; Sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.” (Al-Hujurat : 12)

Orang yang berburuk sangka juga sama dosanya seperti memakan daging saudaranya yang telah mati. Jauhilah sifat penyakit hati ini, kerana ia juga dapat merugikannya juga. Kembalilah ke jalan Allah dengan sebenar taubat dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut.

Perkara buruk ini telah menjadi darah daging umat Islam sekarang ini terutama melayu Islam yang sentiasa iri hati dan bersangka buruk terhadap saudara Islamnya. Dengan menuduh orang melakukan perbuatan mungkar tanpa mempunyai bukti yang kukuh. Malah orang yang bersangka buruk itulah yang diagungkan sebagai orang yang hebat dan bijak. Inilah petanda akhir zaman kerana umat Islam tidak lagi berbangga dengan kerja-kerja amalnya dan mereka merasa besar dan gah dengan dosa yang dilakukan oleh mereka. Jika perkara ini tidak ditegah, maka ia juga akan merugikan semua pihak dan mengundang bala Allah yang datang tidak mengira darjat, iman dan bangsa.
Sangka Buruk Yang Harus

Umat Islam juga perlu bersangka buruk terhadap beberapa perkara. Contohnya soal keselamatan diri, seperti yang ditanyakan di atas, ternampak orang yang tak dikenali berkeliaran di persekitaran perumah pada waktu malam. Ini bukan kita menuduh, tetapi kita mengambil sikap berjaga-jaga dari berlakunya musibah-musibah yang tak diingini. Perbuatan sangka buruk seperti ini diharuskan, kerana ia menjaga keselamatan diri dan harta kita.

Bersangka buruk terhadap prestasi pelajaran anak-anak, kerana mereka tidak membaca buku dan hanya main game dan menonton TV sahaja. Hasil dari sangka buruk tersebut, kita menghantar anak menghadiri kelas tusyen atau kelas tambahan untuk meningkatkan prestasi anak tersebut. Maka di sini merupakan sangka buruk yang menguntungkan semua pihak.

Bersangka buruk terhadap pokok besar yang condong ke arah rumah kita, maka dengan sangka buruk tersebut kita mengupah orang untuk memotong pokok tersebut untuk menjaga keselamat rumah dan nyawa keluarga kita. Maka bersangka buruk seperti ini juga diharuskan. Pendek kata, bersangka buruk yang menguntungkan semua pihak tanpa mengorbankan pihak-pihak yang tertentu atau sebagai langkah keselamatan, adalah diharuskan untuk kepentingan semua pihak.

Kesimpulannya

Bersangka baiklah kepada semua orang, kerana sangka baik itu meguntungkan semua pihak dan perbuatan tersebut adalah perbuatan mahmudah (terpuji). Jangan sesekali bersangka jahat kepada orang, terutamanya saudara sesama Islam, kerana ia merugikan semua pihak dan dosanya juga besar. Jika ada orang yang mempunyai sifat ini, lekas-lekaslah beristiqfar kepada Allah, kerana Allah menerima taubat hambanya.


http://www.ustaznoramin.com/2010/08/baik-sangka-husnuzon-buruk-sangka.html 

Jangan Bersedih



Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
Daripada Abi Hurairah (ra) bahwa Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) bersabda: Ada tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindunganNya:
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang membesar dalam ketaatan dan dalam keadaan beribadat kepada Allah sejak kecil.
3. Lelaki yang terpaut hatinya dengan masjid.
4. Dua orang lelaki yang saling kasih-mengasihi hanya kerana Allah, bertemu dan berpisah hanya keranaNya,
5. Lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan cantik, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah”.
6. Orang yang bersedekah secara sembunyi sehingga tidak mengetahui tangan kirinya apa yang diberi oleh tangan kanannya.
7. Orang yang bermunajat kepada Allah sambil menggelinangkan airmatanya.
[Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim]

masa'e

Kami melihat keadaan diri kami dan kami bandingkan perbuatan kami dengan perbuatan orang-orang yang dicintai Allah, maka kami dapati jarak yang jauh berbeza antara kami dengan mereka. Kami masih menyukai kesenangan dan membenci kesulitan, kerana kami selalu membuat-buat alasan ketika terlambat menunaikan solat berjemaah, sehingga tert...inggal takbiratul ihram dan saf pertama, bahkan tidak solat berjamaah. Kami selalu berusaha membuat-buat alasan untuk meninggalkan puasa sunat meskipun telah berniat melakukannya.


Kita juga sering berkhayal dan berangan-angan dengan keinginan duniawi dan tidak redha dengan apa yang diberikan Allah kepada kita. Kita selalu merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Kita merasa takut untuk berterus-terang mengatakan kebenaran, sehingga kita sering tidak mahu menyampaikan kebenaran kepada orang-orang yang mempunyai pangkat dan kekuasaan. Kita sering merasa bosan dan tidak kuasa menahan kesulitan, kita sering membalas dendam terhadap orang yang menzalimi dan menyakiti kita.


Kita pun masih senang melakukan hal yang tidak berguna dan membuang-buang waktu. Saya masih merasa berat untuk menolong orang lain tetapi selalu ingin dibantu orang lain. Saya merasa senang ketika disanjung orang lain, baik pujian itu benar atau tidak. Sebaliknya, kita tidak suka dikritik oleh seseorang. Kita masih merasa berat menjawab ’tidak tahu’ ketika ditanya hal yang tidak kita ketahui, apa lagi di depan orang yang menyangka kita berilmu. Jika kita berdebat dengan orang lain, kita merasa ingin menang sendiri dan mencari-cari kesalahan orang lain. Jika kita salah dan seharusnya meminta maaf, kita merasakan jiwa kita berontak untuk mengakui kesalahan. Jika kita duduk dalam sebuah perkumpulan, kita ingin menceritakan kelebihan dan prestasi kita dan memotong pembicaraan orang lain agar kita sendirilah yang berbicara.


Sering kita merasa gila pujian agar orang mengetahui kelebihan perbuatan kita dan lupa bahawa kelebihan itu daripada Allah. Dan jika kita berbuat baik pada seseorang, kita ingin mendapatkan balasan daripada orang tersebut dan mengingat-ingatkan kebaikan itu bila ada kesempatan. Kita merasa sangat kesal jika orang tersebut melupakan kebaikan kita. Kita sering menunggu kesalahan orang lain agar kita kritik sehingga nampak kelebihan dan keistimewaan kita. Kita sentiasa takut kemiskinan dan kesulitan hidup sehingga selalu menolak untuk beramal di jalan Allah dengan alasan tersebut. Kita enggan mendengarkan suara hati ketika menilai persoalan, tapi sentiasa terdorong mengikuti hawa nafsu. Kita sentiasa tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa melihat akibatnya.


Inilah beberapa hal yang masih ada dalam diri kita. Ternyata, masih banyak perbuatan-perbuatan yang jauh daripada sifat hamba Allah. Banyak di antara kita yang malas melakukan ibadah secara sempurna, iaitu selalu memilih yang ringan menurut hawa nafsu. Pada hal, agama ini tidak akan tegak kecuali di atas bahu orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan keyakinan kuat.


Ramai orang yang meremehkan solat berjemaah. Tidak merasa rugi tertinggal solat berjemaah, tidak pernah menangis dan mohon ampun di malam hari, sedikit keinginan untuk mendapatkan saf pertama, bahkan malas bersegera solat jumaat, jarang di antara kita yang berpuasa pada hari Isnin dan Khamis atau hari-hari lain yang disunatkan berpuasa.

Muslimah itu

Engkau digelar sebagai perhiasan duniawi,
Namun perhiasan sebenar ialah seorang wanita solehah,
Yang disaluti dengan seribu keimanan,
Yang dipenuhi dengan sejuta ketaqwaan,
Demi mendambakan kasih dari-Nya.
...
Tercipta dikau dari rusuk seorang lelaki,
Bukan dicipta dari kaki untuk dialasi,
Bukan dari kepala untuk dijunjungi,
Tetapi dekat di bahu untuk dilindungi,
Dekat jua di hati untuk dikasihi,
Sungguh indah ciptaan-Mu Ilahi.

Sesungguhnya Allah telah menciptakan dirimu,
Dipenuhi dengan cahaya keindahan,
Sesungguhnya Allah telah menciptakan dirimu,
Dipenuhi dengan sinaran kecantikan,
Sesungguhnya Allah telah menciptakan dirimu,
Dipenuhi dengan fitrah kelembutan,
Namun semua itu hanyalah nikmat sementara,
Yang dipinjamkan untuk seorang lelaki,
Yang bergelar suami buat dirimu,
Sungguh Maha Suci ciptaan-Mu Ya Allah.

Sesungguhnya amat tinggi nilai dirimu,
Apabila mendekatkan dirimu pada-Nya,
Sesungguhnya amat tinggi nilai kehormatanmu,
Apabila dirimu dibaluti dengan pakaian yang bisa menutupi auratmu,
Dan amatlah berharga nilai dirimu,
Apabila maruah dan aurat yang suci terjaga,
Itulah mahkota yang perlu dijaga,
Untuk melahirkan zuriat yang terpelihara,
Kesucian diri, keimanan dan ketaqwaannya.

Sesungguhnya ketahuilah duhai muslimah,
Kecantikan wanita kerana kejernihan wajah,
Manis wanita kerana senyuman yang indah,
Ayu wanita kerana kesederhanaan lahiriah,
Hebat wanita kerana keimanan yang teguh,
Hanya sahaja kerana Allah.

Duhai muslimah harapan Islam,
Duhai muslimah berjiwa sejati,
Semoga hijab menjadi pakaianmu,
Semoga kesucian menjadi amalanmu,
Semoga kesopanan mejadi perhiasanmu,
Semoga syurga Allah menjadi tempatmu.

SPM?

SPM :Sijil Padang Mahsyar

بسم الله الرحمن الرحيم

harini result spm keluar..asalnya nak tengok news ttg spm kat tv3 suku..alih-alih terasa mual pulak apabila dijolok dengan news2 fitnah dan berat sebelah..aduhai tv3 dah berapa tan dah dosa yang korang tanggung..tapi dalam mual2 tu sempat jugaklah tengok beberapa pelajar yang berjaya..sejuta tahniah diucapkan atas kejayaan kalian..

bagi yang berusaha bersungguh-sungguh tapi tidak berjaya..harap2 korang sabar banyak2..saya tak halang korang bersedih dan menangis..bersedihlah..menangislah sepuasnya-puasnya..tapi jangan ambil masa yang lama untuk menangisinya..bangkitlah segera..kerana kesedihan anda itu dikongsi bersama orang yang tersayang..ingatlah mereka...

oklah..saya nak cerita tentang spm yang satu lagi ni..yang belum tentu semua orang  akan dapat straight A kecuali golongan-golongan tertentu..bak kata ustaz akhil hayy..(masa dia belum femes cam skrg)..mak bapak harini lebih pentingkan sijil pelajaran malaysia sampai mereka lupa tentang spm yang satu lagi..iaitu sijil padang mahsyar..

apa yang perlu ada untuk lulus cemerlang dalam sijil padang mahsyar ini..sebenarnya tak jauh beza je dengan sijil pelajaran malaysia..kalau murid yang cemerlang spm mengatakan mereka sanggup berjaga malam untuk study..begitu jugaklah untuk berjaya dengan cemerlang dalam sijil padang mahsyar...tp kelebihannya siapa yang bangun malam kerana Allah akan tenang jiwanya berbanding dengan mereka yang bangun dan berniat semata-mata untuk dunia..

untuk lulus cemerlang dalam sijil padang mahsyar anda perlulah membawa bekalan amalan yang secukupnya..seolah-olah anda masuk di dalam peperiksaan yang mengerunkan dan mendebarkan hati..pada masa tu jugaklah anda akan sedar dan teringat apa yang telah anda lakukan untuk menempuh hari besar ini..sejahteralah kepada  mereka yang mempunyai bekalan amalan yang baik dan celakalah pada mereka yang mengingkari hari besar tersebut..

kita sudah melalui dua alam sebelum kita sampai ke dunia ini iaitu alam roh dan alam rahim..semasa berada di alam roh kita sudah menyatakan taat setia kita pada Allah swt..tetapi mana semua janji itu apabila sampai ke alam dunia..bersedialah dan bekerjalah untuk dua alam yang mendatang..jangan jadi insan yang merugi..wallahu'alam...:)

Wanita, Bersediakah Anda Menjadi Penyejuk Mata?

Wahai Tuhan kami, kurniakanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan anak pinak kami, penyejuk mata kami. Dan jadikanlah kami penghulu bagi orang-orang bertaqwa.”
Ya. Penyejuk mata. Suatu perkara yang tidak pernah kita lupa untuk pohon setiap kali kita menadah tangan berdoa. Kenapa Allah ta’ala suruh kita minta penyejuk mata? Sebabnya, itulah yang bakal menjamin ketenangan dan kebahagiaan kita dalam kehidupan nanti.

Bagaimana kalau nantinya ada isteri, tetapi seringkali menyakitkan hati kita, raut wajahnya langsung tidak mendamaikan kita, tingkah lakunya ada sahaja yang tidak kena di mata kita. Adakah kita akan bahagia? Bagaimana pula kalau nantinya ada anak. Comel-comel belaka. Tetapi wujudnya mereka begitu menyusahkan kita, sikap mereka kerapkali melukakan hati kita, kedegilan mereka selalu sahaja membuatkan kita hilang sabar dan sakit hati sentiasa. Adakah kita beroleh ketenangan?

Tentu sekali tidak.

Lantas, kita dianjurkan supaya berdoa. Minta supaya Allah beri pasangan yang mendamaikan hati dan perasaan kita, serta zuriat yang boleh menjadi penyejuk mata kita. Mudah-mudahan, Allah makbulkan doa dan permintaan kita.

Suatu lontaran untuk para wanita hari ini, khususnya yang belum berumahtangga.

Sedarkah anda , bahawa bakal teman hidup anda setiap hari berdoa supaya anda menjadi penyejuk mata mereka? Sedarkah anda, bahawa mereka tidak pernah melupakan anda dalam setiap doa mereka?

Tidak. Saya tidak maksudkan anda mengenali mereka atau mereka mengenali anda.

Tetapi hakikatnya, mereka mendoakan anda yang bakal hadir dalam hidup mereka suatu ketika nanti. Sayangnya, anda mungkin terlupa lantaran anda tidak kenal siapa mereka. Kerana itu juga, anda kurang mengambil berat tentang persediaan anda untuk menjadi penyejuk mata mereka.

Penyejuk mata?

Sungguh, ia bukan tugas yang mudah. Kalau anda fikir ia akan berhasil dengan anda berhias diri, memakai wangian dan berbaju cantik di hadapan mereka setiap hari, sesungguhnya anda silap sama sekali. Anda harus sedar, ramai sekali golongan cantik dan menawan di luar sana yang gagal untuk menjadi penyejuk mata kepada suami mereka. Bahkan sebahagian besar dari mereka berakhir dengan perceraian. Semoga dijauhkan Allah.

Menjadi penyejuk mata suami, prosesnya bermula hari ini.

Tilik kembali diri anda. Zahiriah dan batiniah. Kedua-duanya.

Pertama sekali, bagaimana hubungan anda dengan Allah? Solat wajib dan sunat. Bacaan Al-Quran. Zikir munajat. Selawat serta amalan-amalan yang lain. Berapa peratus yang telah anda capai dan lakukan secara istiqamah? Tahukah anda, faktor paling besar yang menentukan samada anda berjaya atau tidak menjadi penyejuk mata suami adalah ; cemerlang atau tidak hubungan anda dengan Allah? Justeru, perbaiki dari sekarang.

Kedua, sikap dan perangai. Carilah seorang kawan yang jujur dan yang anda kira agak rapat serta kenal dengan anda. Sekiranya anda yakin akan kejujurannya, minta pandangannya tentang diri anda, terutama tentang sikap dan perangai. Jika anda dapati diri anda masih dibelenggu sikap meninggi diri, degil, ego yang tinggi, kurang rasa hormat pada orang, suka mengumpat, pemalas dan seribu satu sikap negatif yang lain, maka perkara pertama yang wajib anda buat adalah ; kikis sedaya upaya semua sikap tersebut dari terus melekat dalam diri anda. Percayalah, ia antara faktor yang bakal menggagalkan anda dari menjadi penyejuk mata suami.

Ketiga, lihat balik luaran diri anda. Khususnya pemakaian. Sempurnakah anda dalam menutup aurat? Jika masih selesa bertudung ringkas, berbaju t-shirt lengan sekerat dan berseluar jeans separa ketat, maka percayalah anda bakal bertemu kegagalan. Itupun sekiranya anda mempunyai hasrat untuk bergelar penyejuk mata suami.

Tidak, ini bukan soal suami anda islamik atau tidak, mengambil berat semua perkara itu atau tidak. Ia adalah soal Si Pemberi Ketenangan, iaitu Allah. Kalau Dia tak bagi, siapa lagi yang boleh bagi?

Mudahnya begini. Doa itu kan permintaan kita dengan Allah. Contohnya, kita minta supaya Allah terangkan hati kita supaya mudah belajar. Tetapi kita tidak berhenti dari tabiat suka minum arak. Mana mungkin Allah akan berikan ketenangan itu pada hati kita yang gelap?

Sama juga. Suami minta pada Allah, berikan dia penyejuk mata supaya dia beroleh tenang dalam hidup. Tetapi kita pula melazimi maksiat dan penderhakaan kepada Allah. Aurat kita terdedah setiap hari. Akhlak kita langsung tiada ciri isteri mithali. Hubungan kita dengan Allah lompong di sana sini. Lantas, adakah kita layak untuk menduduki tempat ‘penyejuk mata’ tersebut? Bagaimana pula kita yang jauh dari Tuhan, boleh menjadi penyejuk mata manusia?

Sekadar lontaran buat kaum hawa. Ramai di antara anda mahu menjadi isteri solehah suatu ketika nanti. Tetapi usaha ke arah itu masih lemah. Perbaikilah dari sekarang. Bisikkan ke dalam hati anda setiap hari, bahawa anda bakal menjadi penyejuk mata kepada seorang lelaki yang baik suatu ketika nanti. Lelaki itu pula setiap masa mendoakan anda supaya berjaya menjadi penyejuk mata mereka suatu masa nanti. Besar harapan mereka, sanggupkah anda hancurkan begitu sahaja?

Jadi mulai hari ini, berusahalah untuk menjadi penyejuk mata suami. Sebenarnya, andai anda mampu melaksanakan langkah pertama yang saya sebut di atas ; iaitu memperbaiki hubungan anda dengan Allah, maka anda sebenarnya telah berjaya melepasi separuh masa pertama piala kemenangan untuk bergelar isteri solehah – penyejuk mata suami.

Justeru, selamat berjaya, wahai para penyejuk mata!
Sekian.